Manajemen proyek

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya manajemen proyek bagi organisasi dalam menjalankan sebuah proyek. Analogi dalam pernyataan tersebut ada benarnya, bahwa sebuah permainan dapat berlangsung tanpa strategi. Namun hal tersebut berpotensi menimbulkan disharmoni dalam permainan. Tanpa strategi yang matang, permainan berlangsung tanpa konsep, arah, dan tujuan yang jelas, sehingga berimbas pada kegagalan dalam mencapai tujuan akhir: kemenangan.
Proyek, sebagaimana didefinisikan di dalam A Guide to the Project Body of Knowledge (PMBOK Guide) yang dirilis oleh Project Management Institute (PMI), adalah usaha bersifat sementara yang dilakukan untuk menciptakan produk yang unik, layanan, atau hasil. Definisi tersebut diperjelas dengan karakteristik proyek, di antaranya menghasilkan sesuatu yang unik, terdiri dari kegiatan yang saling terkait, menghasilkan deliverables berkualitas, melibatkan beberapa sumber daya, dan didorong oleh kendala keterbatasan.

B. Rumusan masalah
Apa Pengertian Manajemen ?
1. Apa Pengertian Proyek ?
2. Apa Pengertian Manajemen Proyek
3. Apa Pengertian Manajemen Konstruksi
4. Bagaimana Fungsi Proses Perencanaan dan Pengendalian
5. Bagaimana Unsur-unsur Perencanaan
6. Apa Fungsi dan Proses Pengendalian
7. Bagaimana Pengendalian Proyek



C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Manajemen ?
2. Untuk mengetahui Apa Pengertian Proyek ?
3. Untuk mengetahui Apa Pengertian Manajemen Proyek
4. Untuk mengetahui Apa Pengertian Manajemen Konstruksi
5. Untuk mengetahui Bagaimana Fungsi Proses Perencanaan dan Pengendalian
6. Untuk mengetahui Bagaimana Unsur-unsur Perencanaan
7. Untuk mengetahui Apa Fungsi dan Proses Pengendalian
8. Untuk mengetahui Bagaimana Pengendalian Proyek

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen telah memberi batasan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada melalui pengorganisasian. Pengertian diatas maksudnya adalah bagaimana mengorganisir, memimpin dan mengendalikan pemanfaatan segala sumber daya yaitu manusia, uang, bahan dan alat-alat di dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Manajemen menurut James A.F Stoner / Charles Wankel “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan proses pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”(James F Stoner,”Manajemen “, Edisi Ketiga, CV.Intermedia, Jakarta,1986, Hal 4).
1) Perencanaan
Didalam perencanaan ini seorang atasan dituntut untuk mampu memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Langkah pertama adalah menentukan sasaran yang hendak dicapai kemudian menyusun urutan langkah yang akan diambil untuk mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah untuk menjembatani antara langkah yang diambil dengan sasaran yang akan diraih sesuai dengan tujuan tertentu.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian mempunyai pengertian bahwa seorang atasan harus mampu mengatur mengalokasikan kegiatan serta mengkoordinasikan sumber daya kepada anggota organisasi agar dapat  mencapai sasaran secara efisien. Hal ini berarti perlu adanya pengaturan peranan masing-masing anggota. Peranan ini kemudian dijabarkan menjadi pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas. Atas dasar ini pembagian tersebut selanjutnya disusun struktur organisasi.

3) Kepemimpinan
Maksud dari kepemimpinan ini adalah bagaimana seorang atasan mendiskripsikan, mengarahkandan mendelegasikan serta mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mampu memotifasi para stafnya untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4) Pengendalian
Pengendalian ini mempunyai arti bahwa seorang atasan mampu memantau, mengkaji dan bila perlu mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai dengan kebijakan organisasi.
B. Pengertian Proyek
Sebuah proyek secara umum merupakan serangkaian aktifitas kerja yang mempunyai kegiatan permulaan dan kegiatan akhir yang unik, dimana dalam proses kerjanya aktifitas tersebut berpedoman pada tujuan yan telah disepakati. Untuk penyelesaian kerja aktifitas yang ada, dibutuhkan beberapa sumber daya seperti : Biaya, Peralatan, Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Ruang Gerak.Hal diatas selaras dengan definisi yang dikemukakan oleh Soehendrajati sebagai berikut: “ Proyek adalah suatu kegiatan terorganisasi, yang menggunakan beberapa sumber daya yang ada, yang dijalankan selama jangka waktu terbatas, yang mempunyai titik awal saat dimulainya proyek dan titik akhir saat selesainya proyek” (Soehendrajati , RJB.”Pengantar manajemen Kontruksi”, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,1981, Hal. 4).
Menurut P. J Burman, karakteristik yang menandai suatu kegaitan sehingga dianggap sebagai suatu proyek adalah sebagai berikut. (Burma, P J.” Precendence Network For Project Planing and Control”, Mc Errow Hill Book Company, England, 1972, Hal. 3).
1) Bersifat Terbatas
Penyelesaian suatu proyek, yang mencakup semua tujuan akan dilaksanakan dalam suatu periode waktu terbatas.

2) Kompleks
Suatu kegiatan dianggap suatu proyek apabila terdiri dari aktifitas seri atau parallel, sehingga operasinya harus mencakup gabungan antara keterampilan manusia, sumber daya, bahan baku, serta formalitas lainnya yang terbatas.
3) Tidak Berulang
Artinya suatu proyek merupakan suatu usaha yang tidak berulang atau rutin. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang berbentuk proyek, pelaksananya tergantung pada beberapa sumebr yang terlibat, waktu penyelesaianya, serta kompleksitas teknologi yang digunakan. Semua fungsi yang ada dalam suatu proyek akan berhenti jika proyek tersebut telah selesai dan masing-masing bagian dari organisasi proyek itu bias mengerjakan pekerjaan yang lain tanpa terikat pada organisasi sebelumnya.
C. Pengertian Manajemen Proyek
Pengertian manajemen dalam perencanaan dan pengendalian proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasran yang telah ditentukan. Lebih jauh manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kergiatan) vertikal maupun horizontal. Dari pengertian di atas dapat terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung hal-hal sebagai berikut:
1. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya yaitu: merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia, biaya dan material.
2. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah ditentukan.
3. Memakai pendekatan sistem.
4. Mempunyai hirarki horizontal dan vertikal.

Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa manajemen proyek tidak bermaksud meniadakan arus kegiatan vertical, tetapi ingin memasukkan pendekatan teknik serta metode yang spesifik untuk menanggapi tuntutan dan tantangan yang dihadapi dalam kegiatan proyek.
Tahapan-tahapan dalam kegiatan manajemen proyek adalah:
1. Tahapan penjadwalan proyek dan perencanaan bangunan.
2. Tahapan pelelangan dan kontrak pelaksanaan.
3. Tahapan pelaksanaan fisik kontruksi.
4. Tahapan penilaian proyek sebelum penyerahan.

D. Pengertian Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi adalah suatu metode umtuk memenuhi kebutuhan konstruksi. Manajemen konstruksi menanggani tahapan-tahapan perencanaan, desain dan konstruksi proyek ke dalam tugas-tugas yang terpadukan. Tugas-tugas itu dibebankan kepada suatu tim manajemen yang terdiri dari pemilik, manajer dan organisasi perancang. Kontraktor dan / atau badan pendukung dana dapat pula merupakan bagian dari tim tersebut. Hubungan kontrak antar anggota tim dimaksudkan untuk menekan seminimal mungkin adanya pertentangan dan menumbuhkan daya tanggap dalam lingkungan tim itu sendiri.Ciri yang paling membedakan proses manajemen kontruksi dengan yang lainnya adalah adanya satu perusahaan tunggal, perusahaan manajemen kontruksi yang terlibat dalam keseluruhan proyek.
E. Fungsi Proses Perencanaan dan Pengendalian
1. Proses dan Sistematika Perencanaan
Dari definisi manajemen proyek perencanaaan menempati urutan pertama dari fungsi-fungsi lain. Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumbeer daya untuk mencapainya. Salah satu perencanaan adalah pengambilan keputusan. Suatu perencanaan yang tepat disusun secara sistematis, untuk mneyusun suatu perencanaan yang lengkap diperlukan:

2. Menentukan Tujuan
Tujuan organisasi atau perusahaan dapat diartukan sebagai pedoman yang membrikan arah gerak segala kegiatan yang akan dilakukan.
3. Menentukan Sasaran
Sasaran adalah titik tertentu yang perlu dicapai apabila organisasi tersebut ingin tercapai tujuannya.
4. Mengkaji Posisi Awal terhadap Tujuan
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan organisasi pada saat awal terhadap sasaran yang telah ada.
5. Memilih Alternatif
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan kemudian menyusunnya menjadi urutan dan rangkaian menuju sasaran dan tujuan.
6. Menyusun Rangkaian Langkah Mencapai Tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan kemudian menyusunnya menjadi urutan dan rangkaian menuju sasran dan tujuan.
F. Unsur-unsur Perencanaan
Unsur-unsur perencanaan yang erat kaitannya manajemen proyek meliputi:
1) Jadwal
Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkah-langkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai sasaran.
2) Perkiraan
Dalam arti luas perkiraan adalah usaha yang dilakukan secara sistematis untuk melihat keadaan masa depan dengan data-data yang tersedia. Tujuan dari perkiraan adalah memberikan informasi untuk dipakai sebagai salah satu dasar perencanaan dan pengendalian.
3) Sasaran
Sasaran adalah tujuan yang spesifik dimana semua kegiatan diarahkan dan diusahakan untuk mencapainya. Terdapat tiga sasaran penting proyek yaitu jadwal, anggaran dan mutu.
4) Kebijakan dan Prosedur
Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa kebijakan atau prosedur memegang peranan penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan, yaitu merupakan alat komunikasi yang diharapkan dapat mengatur, mengkoordinir dan menyatukan arah gerakan kegiatan yang akan dilakukan.
5) Anggaran
Suatu anggaran menunjukkan penggunaan dana untuk melaksanakan kegiatan dalam kurun waktu tertentu.Anggaran pada umumnya disiapkan dalam bentuk uang.
G. Fungsi dan Proses Pengendalian
R.J.Mockler (1972) memberikan definisi pengendalian sebagai berikut: “ Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menetukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai sasaran” (Iman Soeharto, ”Manajemen Proyek, dari konseptual sampai operasional”, Erlangga, 1995, Hal. 117).
Berdasarkan definisi diatas, proses pengendalianproyek dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menetukan Sasaran
2. Lingkup Kegiatan
3. Standar dan Kriteria
4. Merancang Sistem Informasi
5. Menganalisa Hasil Pekerjaan
6. Mengadakan Tindakan Pembetulan.
H. Pengendalian Proyek
Suatu sistem pemantauan dan pengendalian disamping memerlukan perencanaan yang realistis sebagai tolak-ukur pencapaian sasaran, juga harus dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat segera mengungkapkan tanda-tanda terjadinya penyimpangan. Untuk pengendalian biaya dan jadwal terdapat dua macam teknik dan luas pemakaiannya, yaitu identifikasi varian dan konsep nilai hasil. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan jumlah uang yang sesungguhnya dikeluarkan dengan anggaran. Sedangkan untuk jadwal, dianalisis kurun waktu yang telah dipakai disbanding dengan perencanaan. Dengan demikian akan terlihat bila terjadi penyimpangan antara rencana dan kenyataan, serta mendorong untuk mencari sebab-sebabnya.
1) Identifikasi Varians
Pada setiap membicarakan aspek pengendalian biaya dan jadwal akan selalu ditanyakan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan terakhir, apakah pengeluaran melebihi anggaran atau kemajuan sesuai jadwal. Untuk itu, menjelang saat pelaporan dikumpulkan informasi mengenai status akhir kemajuan proyek dengan menghitung jumlah unit yang diselesaikan kemudian membandingkan dengan perencanaan, atau melihat catatan penggunaan sumber daya, misalnya jam orang dan membandingkan dengan anggaran, demikian dikenal sebagai analisis varians. Teknik varians akan membandingkan hal-hal sebagai berikut :
1. Biaya pelaksanaan dengan anggaran.
2. Waktu pelaksanaan dengan jadwal
3. Tanggal mulai pelaksanaan dengan rencana
4. Tanggal akhir pekerjaan dengan rencana
5. Angka kenyataan pemakaian tenaga kerja dengan anggaran
6. Jumlah penyelesaian pekerjaan dengan rencana.
2) Varians dengan Grafik S
Cara ini untuk memperagakan adanya varian adalah dengan menggunakan grafik S. Grafik dibuat dengan sumbu X sebagai nilai kumulatif biaya atau jam orang yangn telah digunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan, sedangkan sumbu Y menunjukan parameter waktu. Ini berarti menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang siklus proyek.Bila grafik tersebut disbanding dengan grafik serupa yang disusun berdasarkan perencanaan dasar (kumulatif pengeluaran berdasarkan anggaran uang/jam orang) maka akan segera terlihat jika terjadi penyimpangan.
Dengan demikian sifat seperti tersebut dan pembuatannya relatif cepat dan mudah, maka metode penyajian dengan grafik S dijumpai secara luas dalam penyelenggaraan proyek. Grafik yang dibuat dengan sumbu vertical sebagai nilai kumulatif biaya atau jam orang atau penyelesaian pekerjaan dan sumbu horizontal sebagai waktu kalender masing-masing dari angka 0 sampai waktu selesai pekerjaan, umumnya akan berbentuk huruf S. Ini disebabkan kegiatan proyek berlangsung sebagai berikut :
1. Kemajuan pada awal bergerak lambat
2. Diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat
3. Akhirnya kemajuan menurun ada berhenti pada titik akhir.
3) Konsep Nilai Hasil (Earned Value)
Untuk meningkatkan efektivitas dalam memantau dan mengendalikan kegiatan proyek, perlu dipakai metode selain yang telah dibicarakan diatas yang juga mampu menunjukan kinerja kegiatan. Salah satu metode yang memenuhi tujuan ini adalah konsep nilai hasil (earned value concept). Dengan memakai dasar asumsi tertentu, metode tersebut dapat dikembangkan untuk membuat perkiraan atau proyeksi keadaan masa depan proyek, misalnya untuk menjawab pertanyaan berikut:
1. Dapatkah proyek diselesaikan dengan dana sisa yang ada ?
2. Berapa besar perkiraan biaya untuk menyelesaikan proyek ?
3. Berapa besar proyeksi keterlambatan pada akhir proyek, bila kondisi masih seperti saat pelaporan ?
Asumsi yang digunakan konsep nilai hasil adalah bahwa kecenderungan yang ada dan terungkap pada saat pelaporan akan terus berlangsung. Keterangan yang memberitahukan proyeksi masa depan penyelenggaraan proyek merupakan masukan yang sangat berguna bagi pengelola maupun pemilik, karena dengan demikian mereka memiliki cukup waktu untuk memikirkan cara-cara menghadapi segala persoalan dimasa yang akan datang.
4) Biaya Pekerjaan Berdasarkan Anggaran
Konsep nilai hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan (budgeted cost of works performed). Bila ditinjau dari jumlh pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan, pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan. Maka dari penjelasan diatas, rumus untuk mencari nilai hasil sebagai berikut:
Nilai Hasil = (% Penyelesaian) x (Anggaran)                           ……… (2.5.)
Indikator-indikator ACWP, BCWP dan BCWS
Konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk menganalisis kinerja dan membuat prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan 3 indikator, yaitu:
1. ACWP (Actual Cost Of Work Performed)
ACWP adalah sejumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari data-data akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya akhir bulan), yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket atau kode akuntansi termasuk perhitungan overhead dan lain-lain. Jadi, ACWP merupakan jumlah actual dari pengeluaran atau dana yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu.
2. BCWP ( Budgeted Cost Of Work Performed)
Indikator ini menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Bila angka ACWP dibanding dengan BCWP, akan terlihat perbandingan antara biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut.
3. BCWS ( Budgeted Cost Of Work Scheduled)
BCWS sama dengan anggaran untuk suatu paket pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup kerja, dimana pada setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dengan menggunakan 3 indikator diatas, dapat dihitung berbagai factor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek seperti:
1. Varians biaya (CV) dan varian jadwal (SV) terpadu.
2. Memantau perubahan varians terhadap angka standar.
3. Indeks produktivitas dan kinerja.
4. Perkiraan biaya penyelesaian proyek.
5) Varian Biaya dan Jadwal Terpadu
Telah disebutkan sebelumnya bahwa menganalisis kemajuan proyek dengan memakai metode varian sederhana dianggap kurang mencukupi, karena analisis varian tidak mengintegrasikan aspek biaya dan jadwal. Untuk mengatasi digunakan metode nilai hasil dengan indicator BCWS, ACWP, dan BCWP. Varians yang dihasilkan disebut varians biaya terpadu (CV) dan varians jadwal terpadu (SV).
Rumus yang digunakan untuk menghitung varians biaya dan jadwal terpadu adalah sebagai berikut :
(CV) = BCWP – ACWP                                                                     ………. (2.6.)
(SV) = BCWP – BCWS                                                                     ……….. (2.7.)
Angka negatif varian biaya terpadu yang menunjukkan bahwa biaya lebih tinggi dari anggaran, disebut cost overrun. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana. Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran, yang disebut cost undrrun. Demikian juga halnya dengan jadwal, angka negatif berarti terlambat, angka nol berarti tepat, dan angka positif berarti lebih cepat dari rencana.
Berikut berbagai kombinasi antara varians jadwal dan varians biaya :
Tabel 2.2. Kombinasi Analisis Varians Terpadu
Varians jadwal
SV = BCWP – BCWS Varians biaya
CV = BCWP – ACWP Keterangan
Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat daripada jadwal dengan biaya lebih kecil daripada anggaran.
Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih rendah daripada anggaran.
Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan selesai lebih cepat daripada jadwal.
Varians jadwal
SV = BCWP – BCWS Varians biaya
CV = BCWP – ACWP Keterangan
Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran.
Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dan mengeluarkan biaya lebih tinggi daripada anggaran.
Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan mengeluarkan biaya lebih besar daripada anggaran.
Negatif Nol Pekerjaan selesai terlambat dan mengeluarkan biaya sesuai anggaran.
Positif Negatif Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana dan mengeluarkan biaya lebih besar daripada anggaran.
6) Indeks Produktivitas dan Kinerja
Pengelola proyek sering kali ingin mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya. Ini dinyatakan sebagai indeks produktivitas atau indeks kinerja. Adapun rumus-rumusnya sebagai berikut :
(CPI) = BCWP / ACWP                                                 …….. (2.8.)
(SPI) = BCWP / BCWS                                               ……… (2.9.)
Bila angka indeks kinerja ditinjau lebih lanjut, akan terlihat hal-hal sebagais berikut:
1. Angka indeks kinerja kurang dari 1 berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang telah direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Sejalan dengan pemikiran demikian diatas, bila angka indeks kinerja lebih dari 1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana.
3. Makin besar perbedaan dari angka 1 maka makin besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat angka yang terlalu tinggi, yang berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan baik, perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaannya atau anggarannya justru yang tidak realistis.


















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Suatu pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak dianggap suatu proyek. Suatu proyek pasti mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuan tersebut,suatu proyek biasanya mempunyai kegiatan yang berlangsung dalam waktu tertentu dengan hasilakhir tertentu. Proyek dapat dibagi-bagi menjadi sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan dengan batas waktu tertentu untuk mencapai tujuan proyek secara keseluruhan dengan tepat waktu.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penyusun mengharapkan semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi kami sebagai penyusun juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kelancaran pembelajaran makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

James F Stoner,”Manajemen “, Edisi Ketiga, CV.Intermedia, Jakarta,1986
Soehendrajati , RJB.”Pengantar manajemen Kontruksi”, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,1981
Burma, P J.” Precendence Network For Project Planing and Control”, Mc Errow Hill Book Company, England, 1972

Komentar

Postingan Populer