ASPEK TEKNIK PRODUKSI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan inayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda alam nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis, dan diharapkan kepada seluruh pembaca untuk dapat memahaminya secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang di sampaikan yakni tentang  Aspek Teknik Produksi dalam Studi Kelayakan Bisnis.
Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritiknya kepada para pembaca sekalian.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan   makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya, yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya. Amin.






Ciamis 16 Oktober  2019



      Penyusun







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Aspek 3
B. Menentukan Lokasi Usaha 4
C. Luas Produksi 6
D. Logistic dan Safety Stock 7
E. Economically Order Quality 9

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal- hal yang berkaitan dengan teknis/ operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian hari .
Studi kelayakan Aspek teknik mulai dilakukan Setelah aspek pemasaran telah dilakukan studi kelayakan bisnis dan dinyatakan bahwa proyek atau bisnis tersebut layak dari segi pemasaran. Selanjutnya hal yang perlu dilakukan yaitu dengan melakukan studi kelayakan aspek teknik dan teknologi yang meliputi strategi produksi dan perencanaan produk, proses pemilihan teknologi untuk produksi, penentuan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layoutnya serta letak usaha dan layoutnya, rencana operasional jumlah produksi, rencana pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, dan pengawasan kualitas produk baik dalam bentuk barang ataupun jasa.
Pemilihan terhadap jenis produksi yang digunakan juga perlu dijelaskan, baik mengenai jenis jumlah dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam pemilihan, dihubungkan dengan masalah yang dihadapi disamping investasi lainnya.
Tujuan studi kelayakan bisnis aspek teknik adalah untuk memastikan apakah secara teknis dan pilihan teknologi tertentu, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik ada saat pembangunan proyek maupun operasional rutin.
Dengan demikian urgensi dalam pembahsan materi ini sangat dipentingkan mengingat pembahsan ini mencakup kegiatan bisnis yang akan dilakukan oleh para calon-calon bisnisman.






B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan definisi aspek?
b) Bagaimana cara pertimbangan menetukan lokasi suatu usaha?
c) Bagaimana cara menentukan luas lokasi atau layout suatu usaha?
d) Apa yang dimaksud dengan logistic dan safety stock?
e) Apa yang dimaksud dengan economically order quality (EOQ)?

C. Tujuan Masalah
a) Dapat mengetahui  apa yang dimaksud dengan definisi  aspek.
b) Dapat mengetahui  bagaimana cara pertimbangan menetukan lokasi suatu usaha.
c) Dapat mengetahui  bagaimana cara menentukan luas lokasi atau layout suatu usaha.
d) Dapat mengetahui  apa yang dimaksud dengan logistic dan safety stock.
e) Dapat mengetahui  apa yang dimaksud dengan economically order quality (EOQ).

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Aspek
Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal- hal yang berkaitan dengan teknis/ operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian hari. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi .
Dalam penyusunan sebuah studi kelayakan bisnis, aspek teknik produksi dan manajemen operasi timbul setelah kegiatan usaha / proyek tersebut mempunyai peluang pasar yang cukup cerah pada masa mendatang. Proses produksi perlu diketahui untuk menentukan jumlah peralatan yang diperlukan, bentuk dan luas bangunan untuk menentukan jumlah investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan dalam perhitungan analisis kriteria investasi .
Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri. Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan mesin – mesin yang akan digunakan.
Penentuan lokasi misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pemilihan lokasi terdiri untuk kantor pusat, cabang, gudang dan pabrik. Dalam kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit adalah penentuan lokasi pabrik, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum suatu lokasi pabrik diputuskan. Pertimbangannya adalah apakah dekat bahan baku atau dekat pasar atau dekat konsumen. Kemudian, dalam melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu lokasi.
Penilaian lokasi pabrik nantinya dapat dilakukan dengan hasil penilaian value, perbandingan biaya, atau analisis ekonomi (economic analysis). Tergantung dari keingian pihak yang melakukannya. Kemudian penentuan luas produksi yaitu berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien, sehingga dapat diperoleh profit margin yang tinggi. Demikian pula penentuan layout untuk pabrik yang akan didirikan juga mempertimbangkan banyak faktor. Misalnya, proses produksi yang akan dijalankan. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah penyusunan perlataan mesin di dalam gedung tersebut. Pilihan yang ada apakah proses layout atau produk layout. Penilaian ini tentunya Studi Kelayakan Bisnis 2 tidak dilakukan secara serampangan tapi, dengan mempertimbangkan faktor – faktor seperti produk yang dihasilkan atau ragam produk.
Selanjutnya adalah pemilihan teknologi melalui proses produksi yang diinginkan, apakah continuous process atau intermitten process. Pemilihan proses produksi biasanya terkait dengan teknologi yang diinginkan apakah padat karya atau padat modal. Untuk negara berkembang seperti Indonesia biasanya lebih diutamakan teknologi padat karya, mengingat tingginya tingkat pengangguran di negeri ini. Terakhir adalah penentuan metode persediaan yang akan diguakan nantinya. Metode persediaan yang akan digunkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak, karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.

B. Penentuan Lokasi Usaha
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prioritas utama aspek teknis/ operasi adalah menganalisis masalah penentuan lokasi. Pemilihan lokasi sangat penting mengingat Studi Kelayakan Bisnis apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis usaha atau investasi yang dijalankan. Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan yaitu antara lain : Lokasi untuk kantor pusat b. Lokasi untuk pabrik  c. Lokasi untuk gudang d. Kantor cabang .
Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut :
a. Jenis usaha yang dijalankan
b. Apakah dekat dengan pasar atau konsumen
c. Apakah dekat dengan bahan baku
d. Apakah tersedia tenaga kerja
e. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik dan air)
f. Apakah dekat dengan pusat pemerintahan
g. Apakah dekat lembaga keuangan
h. Apakah berada di kawasan industri
i. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/ perluasan
j. Kondisi adat istiadat/ budaya/ sikap masyarakat setempat
k. Hukum yang berlaku di wilayah setempat

Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada 2 faktor yang menjadi pertimbangan, yaitu :
1. Faktor Utama (Primer)
Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Dekat dengan pasar
b. Dekat dengan bahan baku
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan
d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik
f. Sikap masyarakat
2. Faktor Sekunder Studi Kelayakan Bisnis
Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di masa yang akan dating
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahanan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Dekat pemerintahan 2. Dekat lembaga keuangan 3. Dekat dengan pasar 4. Tersedia saran dan prasarana
Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Di kawasan industri 2. Dekat dengan pasar 3. Dekat dengan bahan baku 4. Tersedianya sarana dan prasarana
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, baik dari segi finansial maupun non-finansial. Keuntungan yang diperoleh dengan mendapatkan lokasi yang tepat antara lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun kualifikasinya
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah yang diinginkan secara terus–menerus
4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu–waktu
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi di masa yang akan datang
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah setempat Studi Kelayakan Bisnis

C. Penentuan Luas Produksi
Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis. Dari segi ekonomis yang dilihat adalah berapa yang paling efisien. Sedangkan, dari segi teknisnya yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis. Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan antara lain oleh :
a. Kecenderungan permintaan yang akan datang
b. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan lain-lain
c. Tersedianya teknologi, mesin dan peralatan di pasar
d. Daur hidup produk dan produk subtitusi dari produk tersebut
 Kemudian untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan keuntungan yang maksimal dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut :
a. Pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue
b. Pendekatan break event point 3. Metode linier programming Studi Kelayakan Bisnis
D. Logistic dan Safety Stock
Persediaan barang dalam kegiatan proses jasa biasanya digunakan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam ataupun utnuk menghadapi kemungkinan berkurangnya suplai bahan baku agar proses jasa tidak terganggu. Jumlah persediaan barang hendaknya sesuai dengan kebutuhan, janga terlalu banyak atau terlalu sedikit. Untuk mengendalikan hal seperti ini memerlukan manajemen persediaan. Manajemen persediaan barang ada 2 macam, yaitu yang permintaannya bersifat independen, dimana permintaan bahan tidak tergantung pada produksi barang lain; dan yang bersifat dependen, dimana sifat permintaan barang yang tergantung pada jumalah suatu produk yang dibuat.
Safety stock  merupakan persediaan pengaman atau persediaan tambahan yang dilakukan perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan. Safety stock sangat diperlukan guna mengantisipasi membludaknya permintaan akibat dari permintaan yang tak terduga. Terdapat beberarapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety stock, yaitu antara lain.
1. Penggunaan bahan baku rata- rata
2. Faktor waktu
3. Biaya yang digunakan
Di samping faktor penentu di atas dalam memenuhi safety stock diperlukan standar kuantitas yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Persediaan minimum
2. Besarnya pesanan standar Studi Kelayakan Bisnis
3. Persediaan maksimum
4. Tingkat pemesanan kembali
5. Administrasi persediaan
Agar dapat bekerja dengan lancar proyek membutuhkanbahan baku, pembantu dan bahan pendukung operasi pabrik dalam jumlah tertentu. Bahan-bahan tersebut harus dapat memenuhi standar syarat teknis produksi yang ditentukan misalnya standar mutu, serta dapat tersedia dalam jumlah yang cukup setiap saat diperlukan.
a) Bahan baku dan pembantu
Tersedianya bahan baku dan pembantu secara konstan dengan harga yang wajar merupakan salah satu syarat agar proyek dappat beroperasi secara sehat di bidang teknis dan komersial.
b) Bahan pendukung operasi pabrik
Di samping bahan baku dan pembantu, semua jenis pabrik membutuhkan berbagai macam bahan pendukung operasi sehari-hari misalnya minyak solar, air, tenaga penggerak dan suku cadang mesin.
Pendirian Usaha atau proyek yang dekat dengan bahan baku juga mempunyai beberapa keunggulan, antara lain supply bahan mentah dapat menjamin kontinuitas kegiatan usaha, ongkos angkut bahan lebih murah, dan perluasan usaha lebih mudah untuk dilakukan. Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah, apabila jumlah bahan mentah yang diangkut jauh lebih besar daripada bahan jadi sebagai akibat proses produksi, lokasi usaha/proyek yang dekat dengan bahan baku lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Contoh : apabila lokasi pabrik kertas yang berorientasi pada pasar, keadaan ini bisa menyulitkan usaha/proyek tersebut diliha dari biaya transportasi maupun kelancaran supply bahan baku. Jumlah bahan baku yang diangkut jauh lebih besar daripada jumlah barang jadi. Keadaan ini telah menyebabkan ongkos angkut bahan mentah lebih besar daripada barang jadi. Dalam waktu lama kesalahan memilih lokasi akan mempengaruhi aktivitas perusahaan, baik sebagai akibat sulitnya pengadaan transportasi (ongkos angkut bahan mentah yang lebih besar) maupun jauhnya lokasi proyek/pabrik dengan bahan baku yang tidak menjamin kelancaran supply bahan baku karena pengaruh pengangkutan dan variabel-variabel lainnya.
Berdasarkan contoh diatas, dekat tidaknya lokasi usaha dengan pasar atau bahan baku tergantung pada biaya pengangkutan dari bahan mentah dan bahan jadi. Semakin kecil peranan ongkos angkut, semakin tidak berpengaruh pula faktor pasar dan bahan baku dalam menentukan lokasi usaha/proyek yang direncanakan.


E. Eonomically Order Quality
Untuk jenis usaha tertentu, permasalahan persediaan sangat penting untuk dipertimbangkan dan dianalisis. Salah satu teknik persediaan yang sering digunakan adalah metode Economic Order Quantity (EOQ).
EOQ merupakan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah. Artinya, setipa kali memesan bahan mentah perusahaan dapat menghemat biaya yang akan dikeluarkan.
Hal – hal yang berkaitan dengan EOQ dan sangat perlu untuk diperhatikan adalah masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasi biaya akan memudahkan kita dalam melakukan analisis, sehingga hasil yang akan diperoleh dapat diakui kebenarannya. Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Biaya angkut/ penyimpanan atau Carrying Cost (CC)
b. Biaya pemesanan atau Orderign Cost (OC) Studi Kelayakan Bisnis
c. Biaya total atau Total Cost (TC)
Kemudian formula untuk menghitung atau mencari EOQ bias dilakukan sesuai keadaan. Paling tidak ada tujuh keadaan yang bias digunkan untuk menghitung EOQ. Pembahasan ini hanya digunakan untuk dua formula, yaitu pertama menghitung EOQ dengan kebutuhan tetap dan yang kedua untuk menghitung EOQ dengan kapasitas lebih.
1. EOQ dengan Kebutuhan Tetap
Rumus yang digunkan untuk mencari EOQ dengan kebutuhan tetap adalah sebagai berikut:



Dimana :
D = demand
Q = quantity
D/Q = jumlah pemesanan selama setahun
Q/2 = rata – rata persediaan
OC = ordering cost (biaya pemesanan)
CC = carrying cost (biaya penyimpanan)
Dan rumusan selanjutnya adalah :
Q/2 x CC = Biaya Penyimpanan tahunan
DQ/Q x CC = Biaya pemesanan tahunan
Dengan demikian total biaya tahunan adalah
TC = Q/2 x CC + DQ/Q x CC
Contoh soal PT. Ie Alang menginginkan barang 6000 unit/ tahun dengan biaya pemesanan Rp. 5,-/ unit sedangkan biaya penyimpanan Rp. 6,-/ unit. Ada diminta untuk menghitung pesanan paling ekonomis dengan EOQ. Studi Kelayakan Bisnis 12 Jawab : D/ Th = 6.000 unit CC = Rp. 6/ unit/ tahun OC = Rp. 5/ pesan √ √ √ Q = 100 unit Jadi, pesanan yang paling ekonomis adalah 100 unit TC = Rp. 600,- Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pesanan 100 unit adalah Rp. 600,- Jika D diukur dengan rupiah, maka CC dan Q juga diukur dengan rupiah, dengan menggunakan rumusdi atas maka diperoleh hasilnya sebagai berikut : Harga per unit Rp. 15,- D/ Tahun = 15 x 6.000 = Rp. 90.000,- Cc = 6 / 15 = 600 √ Q (dalam rupiah) = Rp. 1.500,- Jadi, optimal order adalah Rp. 1.500,- 2. Kasus EOQ dengan Kapasitas Lebih PT. Marras bergerak dalam bidang usaha supermaket, bermaksud mengubah metode persediaannya, mengingat selama ini sering kali terjadi keterlambatan dan tidak efisiennya biaya yang telah dikeluarkan. Metode yang digunakan adalah untuk menentukan berapa biaya yang paling ekonomis untuk setiap kali pesan serta tidak akan terjadi keterlambatan seperti masa lalu. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Demand = 1.000 unit setiap hari
 Kemapuan produksi (P) = 2.000 unit Studi Kelayakan Bisnis 13 Ordering Cost = Rp. 12.000,- Carrying Cost = Rp. 16,- Pertanyaan : 1. Berapa EOQ dalam unit dan rupiah 2. Berapa safety stock yang harus disediakan Jawaban : √ √ √ Qo = 1.732 Unit TaR= Rp. 12.928,- Apabila dibandingkan dengan Q = 2.000 unit, maka : TaR= Rp. 14.000,- Kesimpulan bandingkan TaR Qo = 1. 732 dengan Q = 2.000 dapat emnnghemat 14.000 – 12. 928 = Rp. 1.072,-



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pembahasan makalah yang telah kami susun serta kami rangkum dalamkajian kali ini yakni tentang aspek teknik produksi pada studi kelayakan bisni telah menyimpulkan bahwa:
Studi kelayakan bisnis, aspek teknik produksi dan manajemen operasi timbul setelah kegiatan usaha / proyek tersebut mempunyai peluang pasar yang cukup cerah pada masa mendatang. Proses produksi perlu diketahui untuk menentukan jumlah peralatan yang diperlukan, bentuk dan luas bangunan untuk menentukan jumlah investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan dalam perhitungan analisis kriteria investasi.
Safety stock  merupakan persediaan pengaman atau persediaan tambahan yang dilakukan perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan. Safety stock sangat diperlukan guna mengantisipasi membludaknya permintaan akibat dari permintaan yang tak terduga. Terdapat beberarapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety stock, yaitu antara lain.
Penentuan lokasi misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pemilihan lokasi terdiri untuk kantor pusat, cabang, gudang dan pabrik. Dalam kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit adalah penentuan lokasi pabrik, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum suatu lokasi pabrik diputuskan. Pertimbangannya adalah apakah dekat bahan baku atau dekat pasar atau dekat konsumen. Kemudian, dalam melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu lokasi.
EOQ merupakan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah. Artinya, setipa kali memesan bahan mentah perusahaan dapat menghemat biaya yang akan dikeluarkan

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan kesungguhan, namuntidak menutup kemungkina kami melakukan keslahan dalam penyusuan makalah ini. Oleh karena itu kami meminta bantuan kepada pembaca dam kepada Dosen pngampu untuk mengkoreksi makalah yang kami susun. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Jakfar, Studi Kelaya kan Bisnis, Jakarta: Kencana Pernad Media Group. Hal 150.
Yakob Ibrahim. (1998). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 94
Didit Herlianto dan Triani Pujiastuti. (2009). Sudi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal. 19
Yunie, 2019, Studi Kelayakan Bisnis dalam Teknik ASpek dan Operasional, (Online) Tersedia di: http://dwhylhyznayuniee.blogspot.com/2010/11/aspek-teknik-produksi.html. Diakses pada Tanggal 17 Oktober 2019 Pukul 14:02.
Suratman. (2001). Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan. Yogyakarta : J & J Learning. Hal. 42.
Sutojo Siswanto, (1993). studi kelayakan proyek. Jakarta : PT Midas Surya Grafindo. hlm 57-60

Komentar

Postingan Populer