Budaya organisasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, meningkatkan volume penjualan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan maka diperlukan perencanaan strategi bisnis, dengan memperhatikan misi perusahaan.
Strategi untuk suatu perusahaan adalah rencana jangka panjang. Strategi ini adalah: rencana yang disatukan, artinya mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu; menyeluruh, artinya meliputi semua aspek penting perusahaan; dan terpadu, artinya semua bagian rencana serasi satu samal lain dan bersesuaian.
Strategi menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungannya. Sehingga sebelum perusahaan dapat memulai perumusan strateginya, manajemen terlebih dahulu harus mengamati lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin terjadi dan mengamati lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan yang juga akan menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman.
Setiap perusahaan berhadapan dengan sejumlah pesaing sekaligus pemerintah, pemasok/penyalur bahan, pemilik, serikat buruh, dan lain-lain. Perusahaan ini dapat berukuran besar dan menengah maupun perusahaan lebih kecil dan menggunakan strategi yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai sasarannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor lingkungan eksternal dan internal serta bagaimana hubungan antara organisasi dengan masyarakat?
2. Pihak-pihak mana saja yang harus mendapat perhatian dari manajer puncak?
3. Bagaimana teknik dalam mengamati dan memanfaatkan faktor lingkungan ekstern dan intern?
4. Apa saja yang termasuk kedalam bagian dari struktur organisasi?
5. Apa saja yang termasuk dalam kultur perusahaan dan apa saja aspeknya?
6. Sumber daya apa saja yang harus dimiliki perusahaan?
C. Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor lingkungan eksternal dan internal serta hubungan antara organisasi dengan masyarakat
2. Untuk mengetahui pihak-pihak yangharus mendapat perhatian dari manajer puncak
3. Untuk mengetahui teknik dalam mengamati dan memanfaatkan faktor lingkungan ekstern dan intern
4. Untuk mengetahui bagian dari struktur organisasi
5. Untuk mengetahui kultur perusahaan dan aspeknya
6. Untuk mengetahui sumber daya yang harus dimiliki perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Dan Internal Serta Hubungan Antara Organisasi Dengan Masyarakat
1) Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal tidak langsung berpengaruh kepada kegiatan dalam suatu organisasi tetapi sangat berpengaruh pada visi dan misi suatu organisasi.
a. Faktor Politik
Dimana suatu perusahaan atau organisasi memiliki keterkaitan atau hubungan dan pengaturan oleh para penguasa, dan para penguasa meminta hubungan yang baik dengan perusahaan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuatan mereka.
b. Faktor ekonomi
Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi faktor ini sangat berpengaruh sebagai suatu modal atau capital yang bisa lebih mengefektifkan jalannya suatu perusahaan
c. Faktor Sosial
Kebiasaan masyarakat sangat berpengaruh terhadap suatu perusahaan yang berada ditengah-tengah lingkungan masyarakat tersebut, jadi suatu perusahaan atau organisasi harus bisa menyesuaikan dengan struktur sosial yang ada
d. Faktor Teknologi
Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi, teknologi tidak lagi diperlukan pada kecanggihannya saja melainkan pada ketepatan dalam penggunaannya yang bisa mempermudah suatu pekerjaan.
Hal inilah yang merupakan faktor utama dalam lingkungan eksternal organisasi. Selain itu, ada beberapa faktor lainnya juga yang termasuk kedalam faktor lingkungan eksternal:
- Faktor Demografis, yaitu faktor yang berkaitan dengan populasi penduduk, kepadatan penduduk, lokasi, usia penduduk, pekerjaan dan sebagainya.
- Faktor Alam, seperti jika terjadi bencana alam di lingkungan perusahaan atau organisasi yang akan menghambat berjalannya aktivitas perusahaan atau organisasi
- Faktor Lingkungan Budaya, dalam hal ini, faktor lingkungan budaya juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap organisasi karena setidaknya organisasi harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan budaya tempat organisasi itu berdiri
2) Faktor Lingkungan Internal
Manajemen melaksanan analisi dan diagnosis internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi pada saat itu, selain itu juga digunakan untuk memperkirakan mengenai pencapaian yang dapat dilakukan dengan kondisi interen dan eksteren yang ada. Dalam hal ini kita harus mengetahui faktor internal secara realitis.
Adapun faktor-faktor internal sebagai berikut :.
a. Faktor promosi, dalam hal ini manajer harus mengetahui apa saja yang diinginkan oleh masyarakat dalam perusahaan, sehingga memerlukan riset, pengindetifikasian, pengembangan, pengujian,dan menentukan cara pengiklanan dan promosian.
b. Faktor penelitian dan pengembangan, penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menciptakan keunggulan dari perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan yang lain, faktor ini mencipatkan inovasi baru dari perusahaan tersebut yang ditingkatkan agar menjadi unggul dari yang lainnya.
c. Faktor proses dan output, untuk menjadi perusahaan yang bermutu maka harus menghasilkan output yang berkualitas, dalam hal ini dibutuhkan proses manajemen yang baik.
d. Faktor SDM dan sarana dan prasarana, untuk menjadi perusahaan yang unggul harus memiliki sumber daya manusia yang profesional, untuk itu diperlukan perekrutan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, sangat produktif, dan loyal. Dan dibutuhkan sarana prasarana yang memadai dalam menunjang kegiatan dalam perusahaan.
e. Faktor keuangan, manajer harus mengetahui kondisi keuangan di perusahaannya agar segala yang direncanakan dan yang distrategikan dapat berjalan dengan lancar sehingga tercapainya visi dan misi perusahaan secara efektif dan efisien.
3) Hubungan Perusahaan dan Masyarakat
Organisasi atau perusahaan memanfaatkan hubungan kepada masyarakat untuk kelangsungan jangka panjang perushaan dan juga untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini manajer harus mengadakan komunikasi dan kerjasama yang baik dengan masyarakat. Ada beberapa jenis kegiatan hubungan perusahaan dengan masyarakat yaitu:
a. Kegiatan ekternal, kegiatan ini ditujukan kepada publik atau masyarakat luar perusahaan. Ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu : (1) Secara langsung seperti berkonsulatasi dengan tokoh-tokoh masyarakat. (2) Secara tidak langsung yaitu kegiata hubungan dengan masyarakat melalui perantara media tertentu seperti :
- Penyebaran informasi melalui media massa
- Penyebaran informasi melalui media cetak
b. Kegiatan internal, Kegiatan internal dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan langsung dan tidak langsung.
B. Pihak-pihak yang harus mendapat perhatian dari manajer puncak
Penentuan visi, misi, tujuan, sasaran target, arah dan kebijakan merupakan tugasdan tanggung jawab manajer puncak. Dalam hal ini manajer puncak membutuhkan masukan dari rekan-rekan dan karyawan nya agar menghasilkan keputusan yang tepat. Terdapat beberapa pihak yang harus diperhatikan ketika manajer ingin mengambil keputusan .
a. Dewan komisaris Tanggung jawab dewan komisaris tidak hanya mengawasi kinerjamanajemer puncak dan penggunaan sumber daya tetapi juga dibutuhkanuntuk membantu menentukan arah perusahaan secara keseluruhan.
b. Masyarakat, Secara umum perubahan sosial-budaya, ekonomi, politik dan teknologiterjadi dilingkungan masyarakat oleh karena itu ini menjadi perhatiankhusus dari manajer puncak dalam mengambil keputusan.
c. Perusahaan lain atau pesaing, Ini harus diperhatikan oleh manajer puncak dalam mengambil keputusankarena dengan begitu kita bisa tau dimana posisi dan ancaman perusahaandalam persaingan, sehingga kita bisa mengevaluasi kinerja perusahaansebelumnya untuk menjadi lebih baik lagi.Dalam mengelola proses perencanaan strategis ada tiga pihak kunci dalam perusahaan.
d. Staf Perencanaan Strategis yang terdiri dari seorang direktur perencanaan yang ditugaskan untukmendapatkan data yang digunakan untuk pengambilan keputusan strategis olehmanajemen puncak, selain itu staf perencanaan strategis juga memonitorlingkungan eksternal dan internal, dan memberikan usulan kepada manajer puncak tentang kemungkinan perubahan visi, misi, tujuan, dan strategi perencanaan.
e. Manajer divisional atau SBU Dengan bantuan dan masukan staf perencanaan strategis dalam melakukanfungsi perencanaan strategis untuk setiap divisi. Manajer SBU akan mengajukan proposal untuk pertimbangan manajemen puncak dan merespon permintaan proposal ke kantor pusat. Manajer divisi biasanya bekerja dengan pimpinan unitfungsional dalam mengembangkan strategi fungsional yang tepat.
f. Manajer departemen fungsionalManajer departemen fungsional tugasnya merespon inisiatif-inisiatif dati atasanuntuk di implementasikan dalam perencanaan divisional.
C. Teknik dalam mengamati dan memanfaatkan faktor lingkungan ekstern dan intern
1. Analisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan kelemahan (W). Berikut ini adalah contoh identifikasi kekuatan dan kelemahan suatu unit analisis. Unit analisis yang dipakai sebagai contoh adalah unit wilayah karena umumnya pendekatan analisis lingkungan strategis lebih banyak bersentuhan dengan tatanan wilayah.
a. Kekuatan
1) Luasnya lahan pertanian
2) Letak strategis wilayah.
3) Tingginya potensi daerah.
4) Tersedianya prasarana dan sarana produksi perekonomian.
5) Banyaknya penduduk usia produktif yang berpendidikan.
6) Tingginya derajat kesehatan.
7) Tingginya budaya gotong royong dan solidaritas masyarakat.
8) Kemudahan akses media komunikasi dan informasi.
9) Banyaknya industri kecil dan menengah.
10) Banyaknya lembaga pendidikan, penelitian, kesehatan, dan sosial.
11) Adanya jaringan kerjasama antar daerah, LSM, dan perguruan tinggi.
b. Kelemahan
1) Rendahnya kualitas tenaga kerja.
2) Masih cukup banyaknya masyarakat miskin.
3) Terbatasnya kemampuan sumber pendanaan/financial Pemerintah Daerah.
4) Belum adanya standar harga tanah.
5) Lemahnya pengelolaan kepariwisataan.
6) Kurangnya ketersediaan dan validitas data.
7) Masih lemahnya pengawasan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan.
8) Masih cukup rendahnya apresiasi khusus untuk pengembang teknologi.
9) Masih lemahnya pengelolaan potensi cagar budaya.
10) Belum efisiennya pengelolaan sumberdaya pendidikan dan kesehatan.
11) Masih rendahnya kualitas pelayanan.
12) Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
13) Masih kurangnta apresiasi terhadap seni budaya lokal.
14) Belum optimalnya mediasi antara lembaga riset dengan masyarakat dan industri dalam penerapan, pengembangan, dan pemasaran Iptek.
15) Lemahnya pemasaran produk lokal.
16) Terbatasnya lapangan pekerjaan.
2. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)
Analisis lingkungan eksternal adalah aktivitas analisis tentang dimensi peluang (O) dengan ancaman (T). Di bawah ini adalah contoh identifikasi situasi yang berada dalam dua dimensi ini adalah:
a. Peluang
1) Pengembangan dan pemanfaatan Iptek.
2) Adanya tokoh kharismatik yang dapat menjaga stabilitas.
3) Cukup banyaknya dana subsidi dari pusat.
4) Adanya kerjasama antar daerah.
5) Reformasi di bidang politik dan administrasi publik.
6) Tingginya tuntutan peningkatan pelayanan publik.
7) Tingginya minat investor masuk Sleman.
8) Kemudahan akses pasar internasional.
9) Tersedianya peluang kerja di luar Sleman.
10) Tingginya tuntutan masyarakat terhadap stabilitas polkam.
11) Kepercayaan pemerintah propinsi dan pusat.
b. Ancaman
1) Belum terkendalinya alih fungsi lahan pertanian.
2) Belum terkendalinya migrasi penduduk.
3) Maraknya pekat.
4) Komersialisasi layanan sosial.
5) Tingginya tingkat pengangguran.
6) Model pengembangan perumahan yang tidak ramah lingkungan.
7) Belum efektifnya mekanisme peradilan.
8) Ketetapan hukum yang didasarkan pada aturan yang out of date (kadaluwarsa).
9) Inkonsistensi kebijakan makro pusat.
10) Ecolabeling product.
11) Ekses sosial globalisasi.
12) Globalisasi ekonomi dan informasi.
13) Persaingan pelayanan masyarakat antar daerah.
14) Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan aparat hukum.
15) Instabilitas ipoleksosbud nasional.
3. Analisis Strategi Pilihan
Strategi adalah kegiatan, mekanisme, atau sistem untuk mengantisipasi secara menyeluruh dan meramalkan pencapaian tujuan ke depan melalui pendekatan rasional. Strategi ini disusun dengan memadukan antara kekuatan (strength, S) dengan peluang (opportunity, O) yang dikenal sebagai strategi S-O, memadukan kelemahan (weakness, W) dengan peluang (opportunity, O) yang dikenal sebagai strategi W-O, dan memadukan kekuatan (strength, S) dengan ancaman (threath, T) yang dikenal sebagai strategi S-T. Strategi S-O dimaksudkan sebagai upaya memaksimalkan setiap unsur kekuatan yang dimiliki untuk merebut setiap unsur peluang yang ada seoptimal mungkin, strategi W-O dimaksudkan sebagai upaya memperbaiki masing-masing unsur kelemahan agar dapat memanfaatkan seoptimal mungkin setiap unsur peluang yang ada, sedangkan strategi S-T dimaksudkan sebagai upaya untuk memaksimalkan setiap unsur kekuatan untuk menangkal dan menundukkan setiap unsur tantangan seoptimal mungkin.
Dengan demikian akan diperoleh berbagai strategi pilihan yang merupakan hasil perpaduan antar unsur kekuatan, kelemahan, dan peluang. Masing-masing strategi pilihan tersebut harus diuji kembali relevansi dan kekuatan relasinya dengan visi, misi, dan nilai-nilai organisasi pemerintah Kabupaten dan Kota.
a. Strategi Antara Kekuatan dan Peluang (S-O)
Ketika unsur-unsur kekuatan dikawinkan dengan unsure-unsur peluang maka akan melahirkan Strategi S-O. Dengan menggunakan asumsi kekuatan dan peluang di atas, maka pilihan-pilihan strategi S-O dapat diambil sebagai berikut:
• Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan bidang pertanian
• Pemanfaatan Iptek (cyber technology) di bidang pariwisata
• Pemanfaatan Iptek di bidang prasarana dan sarana
• Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam dunia usaha dan investasi
• Pemanfaatan media komunikasi dan informasi untuk interaksi pelaku pembangunan
• Menjalin komunikasi yang harmonis dan efektif dengan propinsi dan pusat
• Peningkatan kerjasama lembaga penelitian dengan dunia usaha
• Peningkatan kualitas produk industri kecil dan menengah
• Peningkatan kerjasama antar daerah di bidang pariwisata, prasarana dan sarana perkotaan
• Pemanfaatan peluang pasar bagi UMKM
• Peningkatan kualitas tenaga kerja
b. Strategi Antara Kelemahan dan Peluang (W-O)
Strategi W-O merupakan pilihan strategi hasil persenyawaan antara unsure-unsur kelemahan (W) dengan unsure-unsur peluang (O). Berikut ini adalah alternative-alternatif strategi W-O seperti di bawah ini:
• Peningkatan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
• Pemberdayaan masyarakat miskin
• Peningkatan pendapatan daerah
• Peningkatan kapasitas pengelolaan kepariwisataan
• Peningkatan validitas dan manajemen data
• Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup
• Peningkatan kualitas pelayanan public
c. Strategi Antara Kekuatan dan Ancaman (S-T)
Sedangkan pilihan strategi terakhir yang merupakan hasil olahan dari analisis SWOT adalah strategi S-T yang menggabungkan unsure-unsur kekuatan (S) dan ancaman (T). Di bawah ini adalah contoh kemungkinan pilihan strategi hasil kombinasi kekuatan dan ancaman, dibawah ini:
• Peningkatan pengawasan dan pengendalian pertanahan
• Peningkatan manajemen kependudukan
• Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban
D. Berbagai Struktur Organisasi
Pola dalam pembuatan keputusan dan tindakan, diidentifikasi sebagai strategi, yang mana, struktur memberikan dukungan untuk membuat keputusan dan tindakan (Anthony, 1965; Mintzberg, 1978). Tujuan sebuah struktur organisasi adalah untuk merancang, menerapkan, dan mengontrol strategi, melalui tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang, sehingga kinerja yang diinginkan bisa dicapai (Anthony dan Govindarajan, 2001).
Fisher menjelaskan tujuan dari struktur organisasi adalah dengan adanya struktur menentukan peran dan tanggungjawab yang menjaga tindakan seseorang. Melalui hubungan pelaporan dan deskripsi pekerjaan, struktur mempengaruhi tindakan dari seseorang apakah tindakan itu diijinkan atau diharapkan untuk dilakukan.
Ada tiga bagian dari struktur organisasi, yaitu :
1. Perencanaan adalah proses pembentukan strategi yang dimaksudkan
2. Kontrol adalah proses penciptaan kondisi yang memotivasi organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan
3. Tindakan adalah unit dasar dari kerja yang ditunjukkan dalam organisasi
Rencana menentukan kegiatan apa yang ingin dikerjakan. Kontrol mengawasi untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan itu dikerjakan sesuai rencana. Kontrol dan kegiatan memberikan masukan informasi kembali pada fungsi perencanaan. Menurut Corkindale, kesulitan mengoperasikan suatu perusahaan akan semakin meningkat bila struktur organisasi ketinggalan jaman atau disfungsional. Jadi rencana dapat diubah sesuai dengan perubahan lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi. Tiga struktur dasar organisasi, yaitu:
1. Struktur sederhana
Karyawan cenderung mengerjakan semua bagian.
2. Struktur fungsional
Karyawan cenderung menjadi ahli dalam fungsi bisnis yang penting bagi perusahaan itu, seperti manufaktur, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia.
3. Struktur divisional
Karyawan cenderung menjadi ahli yang terorganisir menurut pembedaan pasar atau produk, contohnya divisi pembuatan kerupuk udang, dimsum, garam dan sebagainya.
Ada tiga tipe struktur, yaitu :
1. Centralised atau terpusat, yang mana setiap manajer bertanggung jawab padafungsi tertentu seperti produksi atau marketing.
2. Decentralised atau terbagi, yang mana tiap manajer divisi bertanggung jawab pada hampir seluruh aktivitas dalam unit yang lebih khusus, dan fungsi unit bisnis sebagai bagian semi-independent dari perusahaan.
3. Matrix, yang mana unit fungsional mempunyai tanggung jawab rangkap
Tipe menyediakan susunan formal untuk manajemen dalam sebuah organisasi (Fisher, 1995). Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala eksekutif, yang berada di puncak organisasi, mempengaruhi koordinasi manajemen. Kepala eksekutif mungkin bergantung pada komunikasi dengan bawahannya dan/atau laporan. Dengan tipe terpusat, kepemimpinan diperlukan untuk mempromosikan koordinasi antar fungsi untuk meningkatkan efisiensi. Dengan tipe terbagi, pentingnya kepemimpinan bergeser dari kepala eksekutif kepada manajer divisi (Anthony dan Govindarajan,2001).
E. Berbagai kultur perusahaan dan berbagai aspeknya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari SDM–nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi tersebut.
BP sebagai rantai yang mengikat ujung-ujung tombak sehingga hal tersebut mengarahkan segala kekuatan menjadi satu tujuan terasa benar-benar kekuatannya. Perkembangan Budaya Perusahaan.
1) Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
b. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain
c. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
d. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang
e. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
f. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu sikap serta perilaku karyawan
2) Ciri-ciri budaya organisasi
Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
a. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
b. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
c. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
d. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
e. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
f. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
g. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).
3) Membentuk Budaya Perusahaan
Elemen kunci dalam membentuk budaya perusahaan:
- Lingkungan
- Nilai-nilai
- Kepahlawanan
- Upacara-upacara
- Network
4) Tipologi Budaya
Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory ada empat tipe budaya organisasi:
- Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
- Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.
- Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif.
Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.
- Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.
F. Sumber daya yang harus dimiliki perusahaan
Dalam perencanaan proses produksi, diperlukan pengelolaan yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan atau industri. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas enam tipe sumber daya (6M), tipe-tipe tersebut iyalah Man (manusia), Money (uang), Material (fisik), Machine (teknologi), Method (metode), Market (pasar). Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai 6 tipe sumber daya tersebut:
1. Man ( Manusia ), dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi disamping tanah, modal, dan keterampilan. Pandangan yang menganggap sama manusia dengan faktor-faktor produksi lainnya dianggap kurang tepat, baik dilihat dari segi konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia adalah unsur manajemen yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. Money ( Uang ), Money atau uang adalah salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang adalah alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan bisa diukur dari segi jumlah uang yang beredar di suatu perusahaan atau industri. Oleh sebab itu, uang merupakan unsur yang penting dalam mencapai tujuan karena segala sesuatu mesti diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan guna membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan yang harus dibeli, dan berapa hasil yang akan dicapai dari sesuatu organisasi.
3. Material ( Fisik ), Perusahaan umumnya tidak membuat sendiri bahan mentah yang dibutuhkan, melainkan membeli dari pihak-pihak lain. Karena itu, manajer perusahaan berusaha agar dapat memperoleh bahan mentah dengan harga yang termurah, dengan menggunakan pengangkutan yang murah dan aman. Disamping itu, bahan mentah itu akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil yang lebih efisien.
4. Machine (Teknologi), Mesin mempunyai peranan penting dalam proses produksi setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap sehingga banyak perkerjaan manusia yang dapat digantikan ataupun dibantu oleh mesin. Perkembangan teknologi yang begitu pesat juga menyebabkan penggunaan mesin makin menonjol. Hal ini dikarenakan banyaknya mesin baru yang ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan peningkatan dalam produksi.
5. Method (Metode), Metode kerja amat dibutuhkan agar mekanisme kerja dapat berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut proses produksi ataupun administrasi tidak dapat terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang cukup lama.
6. Market (Pasar), Pemasaran produk mempunyai peranan yang sangat penting karena apabila barang yang diproduksi tidak laku di pasaran, proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja pun tidak akan dapat berlangsung. Oleh karena itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi adalah faktor yang cukup menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas dan harga barang mesti sesuai dengan selera konsumen serta terjangkau dengan daya beli konsumen.
BAB III
KESIMPULAN
Melalui langkah-langkah dan proses manajemen strategik, perusahaan ataupunorganisasi berusaha mencapai daya saing strategis serta laba diatas rata-rata. Daya saing strategis dapat dicapai bila perusahaan telah belajar dan mengembangkan bagaimana langkah menerapkan dan mengaplikasikan strategi yang mampu menciptakan nilai dengan berhasil.
Bagian dari proses manajemen strategis saling berhubungan seperti mata rantai yang memungkinkan setiap bagian selesai dengan baik. Sehingga output yang diharapkan dapat tepatguna yakni menghasilkan daya saing dan profitabilitas yang tinggi. Oleh karena itu manager dituntut dinamis, mengikuti arus perkembangan zaman dalam melakukan inovasi dalammanajemen strategis diperusahaan ataupun organisasinya. Lingkungan eksternal perusahaan bersifat menantang dan kompleks karena memberikan pengaruh signifikan terhadap kinetika energi kerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu mengembangkan kapabilitas dan kompetensi inti untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman di lingkungan eskternal perusahaan. Manajer harus paham betul posisi perusahaan mereka dari waktu ke waktu. Analisis pesaing memberikan informasi perihaltujuan, strategi, pendapat, landasan berfikir dan kemampuan pesaing.
DAFTAR PUSTAKA
Hitt, Michael A. 1997. Manajemen Strategis (Menyongsong era persaingan dan globalisasi). Jakarta: Erlangga
Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi (bagaimana meraih keunggulan kompetitif ?). Jakarta: PT Gelora AksaraPratama
Wheelen, Thomas L. & Hunger. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi
Anthony and Govindarajan. 2001. Management Control System. Tenth edition. Mc. Graw – Hill. New York
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, meningkatkan volume penjualan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan maka diperlukan perencanaan strategi bisnis, dengan memperhatikan misi perusahaan.
Strategi untuk suatu perusahaan adalah rencana jangka panjang. Strategi ini adalah: rencana yang disatukan, artinya mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu; menyeluruh, artinya meliputi semua aspek penting perusahaan; dan terpadu, artinya semua bagian rencana serasi satu samal lain dan bersesuaian.
Strategi menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungannya. Sehingga sebelum perusahaan dapat memulai perumusan strateginya, manajemen terlebih dahulu harus mengamati lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin terjadi dan mengamati lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan yang juga akan menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman.
Setiap perusahaan berhadapan dengan sejumlah pesaing sekaligus pemerintah, pemasok/penyalur bahan, pemilik, serikat buruh, dan lain-lain. Perusahaan ini dapat berukuran besar dan menengah maupun perusahaan lebih kecil dan menggunakan strategi yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai sasarannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor lingkungan eksternal dan internal serta bagaimana hubungan antara organisasi dengan masyarakat?
2. Pihak-pihak mana saja yang harus mendapat perhatian dari manajer puncak?
3. Bagaimana teknik dalam mengamati dan memanfaatkan faktor lingkungan ekstern dan intern?
4. Apa saja yang termasuk kedalam bagian dari struktur organisasi?
5. Apa saja yang termasuk dalam kultur perusahaan dan apa saja aspeknya?
6. Sumber daya apa saja yang harus dimiliki perusahaan?
C. Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor lingkungan eksternal dan internal serta hubungan antara organisasi dengan masyarakat
2. Untuk mengetahui pihak-pihak yangharus mendapat perhatian dari manajer puncak
3. Untuk mengetahui teknik dalam mengamati dan memanfaatkan faktor lingkungan ekstern dan intern
4. Untuk mengetahui bagian dari struktur organisasi
5. Untuk mengetahui kultur perusahaan dan aspeknya
6. Untuk mengetahui sumber daya yang harus dimiliki perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Dan Internal Serta Hubungan Antara Organisasi Dengan Masyarakat
1) Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal tidak langsung berpengaruh kepada kegiatan dalam suatu organisasi tetapi sangat berpengaruh pada visi dan misi suatu organisasi.
a. Faktor Politik
Dimana suatu perusahaan atau organisasi memiliki keterkaitan atau hubungan dan pengaturan oleh para penguasa, dan para penguasa meminta hubungan yang baik dengan perusahaan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuatan mereka.
b. Faktor ekonomi
Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi faktor ini sangat berpengaruh sebagai suatu modal atau capital yang bisa lebih mengefektifkan jalannya suatu perusahaan
c. Faktor Sosial
Kebiasaan masyarakat sangat berpengaruh terhadap suatu perusahaan yang berada ditengah-tengah lingkungan masyarakat tersebut, jadi suatu perusahaan atau organisasi harus bisa menyesuaikan dengan struktur sosial yang ada
d. Faktor Teknologi
Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi, teknologi tidak lagi diperlukan pada kecanggihannya saja melainkan pada ketepatan dalam penggunaannya yang bisa mempermudah suatu pekerjaan.
Hal inilah yang merupakan faktor utama dalam lingkungan eksternal organisasi. Selain itu, ada beberapa faktor lainnya juga yang termasuk kedalam faktor lingkungan eksternal:
- Faktor Demografis, yaitu faktor yang berkaitan dengan populasi penduduk, kepadatan penduduk, lokasi, usia penduduk, pekerjaan dan sebagainya.
- Faktor Alam, seperti jika terjadi bencana alam di lingkungan perusahaan atau organisasi yang akan menghambat berjalannya aktivitas perusahaan atau organisasi
- Faktor Lingkungan Budaya, dalam hal ini, faktor lingkungan budaya juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap organisasi karena setidaknya organisasi harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan budaya tempat organisasi itu berdiri
2) Faktor Lingkungan Internal
Manajemen melaksanan analisi dan diagnosis internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi pada saat itu, selain itu juga digunakan untuk memperkirakan mengenai pencapaian yang dapat dilakukan dengan kondisi interen dan eksteren yang ada. Dalam hal ini kita harus mengetahui faktor internal secara realitis.
Adapun faktor-faktor internal sebagai berikut :.
a. Faktor promosi, dalam hal ini manajer harus mengetahui apa saja yang diinginkan oleh masyarakat dalam perusahaan, sehingga memerlukan riset, pengindetifikasian, pengembangan, pengujian,dan menentukan cara pengiklanan dan promosian.
b. Faktor penelitian dan pengembangan, penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menciptakan keunggulan dari perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan yang lain, faktor ini mencipatkan inovasi baru dari perusahaan tersebut yang ditingkatkan agar menjadi unggul dari yang lainnya.
c. Faktor proses dan output, untuk menjadi perusahaan yang bermutu maka harus menghasilkan output yang berkualitas, dalam hal ini dibutuhkan proses manajemen yang baik.
d. Faktor SDM dan sarana dan prasarana, untuk menjadi perusahaan yang unggul harus memiliki sumber daya manusia yang profesional, untuk itu diperlukan perekrutan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, sangat produktif, dan loyal. Dan dibutuhkan sarana prasarana yang memadai dalam menunjang kegiatan dalam perusahaan.
e. Faktor keuangan, manajer harus mengetahui kondisi keuangan di perusahaannya agar segala yang direncanakan dan yang distrategikan dapat berjalan dengan lancar sehingga tercapainya visi dan misi perusahaan secara efektif dan efisien.
3) Hubungan Perusahaan dan Masyarakat
Organisasi atau perusahaan memanfaatkan hubungan kepada masyarakat untuk kelangsungan jangka panjang perushaan dan juga untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini manajer harus mengadakan komunikasi dan kerjasama yang baik dengan masyarakat. Ada beberapa jenis kegiatan hubungan perusahaan dengan masyarakat yaitu:
a. Kegiatan ekternal, kegiatan ini ditujukan kepada publik atau masyarakat luar perusahaan. Ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu : (1) Secara langsung seperti berkonsulatasi dengan tokoh-tokoh masyarakat. (2) Secara tidak langsung yaitu kegiata hubungan dengan masyarakat melalui perantara media tertentu seperti :
- Penyebaran informasi melalui media massa
- Penyebaran informasi melalui media cetak
b. Kegiatan internal, Kegiatan internal dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan langsung dan tidak langsung.
B. Pihak-pihak yang harus mendapat perhatian dari manajer puncak
Penentuan visi, misi, tujuan, sasaran target, arah dan kebijakan merupakan tugasdan tanggung jawab manajer puncak. Dalam hal ini manajer puncak membutuhkan masukan dari rekan-rekan dan karyawan nya agar menghasilkan keputusan yang tepat. Terdapat beberapa pihak yang harus diperhatikan ketika manajer ingin mengambil keputusan .
a. Dewan komisaris Tanggung jawab dewan komisaris tidak hanya mengawasi kinerjamanajemer puncak dan penggunaan sumber daya tetapi juga dibutuhkanuntuk membantu menentukan arah perusahaan secara keseluruhan.
b. Masyarakat, Secara umum perubahan sosial-budaya, ekonomi, politik dan teknologiterjadi dilingkungan masyarakat oleh karena itu ini menjadi perhatiankhusus dari manajer puncak dalam mengambil keputusan.
c. Perusahaan lain atau pesaing, Ini harus diperhatikan oleh manajer puncak dalam mengambil keputusankarena dengan begitu kita bisa tau dimana posisi dan ancaman perusahaandalam persaingan, sehingga kita bisa mengevaluasi kinerja perusahaansebelumnya untuk menjadi lebih baik lagi.Dalam mengelola proses perencanaan strategis ada tiga pihak kunci dalam perusahaan.
d. Staf Perencanaan Strategis yang terdiri dari seorang direktur perencanaan yang ditugaskan untukmendapatkan data yang digunakan untuk pengambilan keputusan strategis olehmanajemen puncak, selain itu staf perencanaan strategis juga memonitorlingkungan eksternal dan internal, dan memberikan usulan kepada manajer puncak tentang kemungkinan perubahan visi, misi, tujuan, dan strategi perencanaan.
e. Manajer divisional atau SBU Dengan bantuan dan masukan staf perencanaan strategis dalam melakukanfungsi perencanaan strategis untuk setiap divisi. Manajer SBU akan mengajukan proposal untuk pertimbangan manajemen puncak dan merespon permintaan proposal ke kantor pusat. Manajer divisi biasanya bekerja dengan pimpinan unitfungsional dalam mengembangkan strategi fungsional yang tepat.
f. Manajer departemen fungsionalManajer departemen fungsional tugasnya merespon inisiatif-inisiatif dati atasanuntuk di implementasikan dalam perencanaan divisional.
C. Teknik dalam mengamati dan memanfaatkan faktor lingkungan ekstern dan intern
1. Analisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan kelemahan (W). Berikut ini adalah contoh identifikasi kekuatan dan kelemahan suatu unit analisis. Unit analisis yang dipakai sebagai contoh adalah unit wilayah karena umumnya pendekatan analisis lingkungan strategis lebih banyak bersentuhan dengan tatanan wilayah.
a. Kekuatan
1) Luasnya lahan pertanian
2) Letak strategis wilayah.
3) Tingginya potensi daerah.
4) Tersedianya prasarana dan sarana produksi perekonomian.
5) Banyaknya penduduk usia produktif yang berpendidikan.
6) Tingginya derajat kesehatan.
7) Tingginya budaya gotong royong dan solidaritas masyarakat.
8) Kemudahan akses media komunikasi dan informasi.
9) Banyaknya industri kecil dan menengah.
10) Banyaknya lembaga pendidikan, penelitian, kesehatan, dan sosial.
11) Adanya jaringan kerjasama antar daerah, LSM, dan perguruan tinggi.
b. Kelemahan
1) Rendahnya kualitas tenaga kerja.
2) Masih cukup banyaknya masyarakat miskin.
3) Terbatasnya kemampuan sumber pendanaan/financial Pemerintah Daerah.
4) Belum adanya standar harga tanah.
5) Lemahnya pengelolaan kepariwisataan.
6) Kurangnya ketersediaan dan validitas data.
7) Masih lemahnya pengawasan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan.
8) Masih cukup rendahnya apresiasi khusus untuk pengembang teknologi.
9) Masih lemahnya pengelolaan potensi cagar budaya.
10) Belum efisiennya pengelolaan sumberdaya pendidikan dan kesehatan.
11) Masih rendahnya kualitas pelayanan.
12) Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
13) Masih kurangnta apresiasi terhadap seni budaya lokal.
14) Belum optimalnya mediasi antara lembaga riset dengan masyarakat dan industri dalam penerapan, pengembangan, dan pemasaran Iptek.
15) Lemahnya pemasaran produk lokal.
16) Terbatasnya lapangan pekerjaan.
2. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)
Analisis lingkungan eksternal adalah aktivitas analisis tentang dimensi peluang (O) dengan ancaman (T). Di bawah ini adalah contoh identifikasi situasi yang berada dalam dua dimensi ini adalah:
a. Peluang
1) Pengembangan dan pemanfaatan Iptek.
2) Adanya tokoh kharismatik yang dapat menjaga stabilitas.
3) Cukup banyaknya dana subsidi dari pusat.
4) Adanya kerjasama antar daerah.
5) Reformasi di bidang politik dan administrasi publik.
6) Tingginya tuntutan peningkatan pelayanan publik.
7) Tingginya minat investor masuk Sleman.
8) Kemudahan akses pasar internasional.
9) Tersedianya peluang kerja di luar Sleman.
10) Tingginya tuntutan masyarakat terhadap stabilitas polkam.
11) Kepercayaan pemerintah propinsi dan pusat.
b. Ancaman
1) Belum terkendalinya alih fungsi lahan pertanian.
2) Belum terkendalinya migrasi penduduk.
3) Maraknya pekat.
4) Komersialisasi layanan sosial.
5) Tingginya tingkat pengangguran.
6) Model pengembangan perumahan yang tidak ramah lingkungan.
7) Belum efektifnya mekanisme peradilan.
8) Ketetapan hukum yang didasarkan pada aturan yang out of date (kadaluwarsa).
9) Inkonsistensi kebijakan makro pusat.
10) Ecolabeling product.
11) Ekses sosial globalisasi.
12) Globalisasi ekonomi dan informasi.
13) Persaingan pelayanan masyarakat antar daerah.
14) Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan aparat hukum.
15) Instabilitas ipoleksosbud nasional.
3. Analisis Strategi Pilihan
Strategi adalah kegiatan, mekanisme, atau sistem untuk mengantisipasi secara menyeluruh dan meramalkan pencapaian tujuan ke depan melalui pendekatan rasional. Strategi ini disusun dengan memadukan antara kekuatan (strength, S) dengan peluang (opportunity, O) yang dikenal sebagai strategi S-O, memadukan kelemahan (weakness, W) dengan peluang (opportunity, O) yang dikenal sebagai strategi W-O, dan memadukan kekuatan (strength, S) dengan ancaman (threath, T) yang dikenal sebagai strategi S-T. Strategi S-O dimaksudkan sebagai upaya memaksimalkan setiap unsur kekuatan yang dimiliki untuk merebut setiap unsur peluang yang ada seoptimal mungkin, strategi W-O dimaksudkan sebagai upaya memperbaiki masing-masing unsur kelemahan agar dapat memanfaatkan seoptimal mungkin setiap unsur peluang yang ada, sedangkan strategi S-T dimaksudkan sebagai upaya untuk memaksimalkan setiap unsur kekuatan untuk menangkal dan menundukkan setiap unsur tantangan seoptimal mungkin.
Dengan demikian akan diperoleh berbagai strategi pilihan yang merupakan hasil perpaduan antar unsur kekuatan, kelemahan, dan peluang. Masing-masing strategi pilihan tersebut harus diuji kembali relevansi dan kekuatan relasinya dengan visi, misi, dan nilai-nilai organisasi pemerintah Kabupaten dan Kota.
a. Strategi Antara Kekuatan dan Peluang (S-O)
Ketika unsur-unsur kekuatan dikawinkan dengan unsure-unsur peluang maka akan melahirkan Strategi S-O. Dengan menggunakan asumsi kekuatan dan peluang di atas, maka pilihan-pilihan strategi S-O dapat diambil sebagai berikut:
• Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan bidang pertanian
• Pemanfaatan Iptek (cyber technology) di bidang pariwisata
• Pemanfaatan Iptek di bidang prasarana dan sarana
• Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam dunia usaha dan investasi
• Pemanfaatan media komunikasi dan informasi untuk interaksi pelaku pembangunan
• Menjalin komunikasi yang harmonis dan efektif dengan propinsi dan pusat
• Peningkatan kerjasama lembaga penelitian dengan dunia usaha
• Peningkatan kualitas produk industri kecil dan menengah
• Peningkatan kerjasama antar daerah di bidang pariwisata, prasarana dan sarana perkotaan
• Pemanfaatan peluang pasar bagi UMKM
• Peningkatan kualitas tenaga kerja
b. Strategi Antara Kelemahan dan Peluang (W-O)
Strategi W-O merupakan pilihan strategi hasil persenyawaan antara unsure-unsur kelemahan (W) dengan unsure-unsur peluang (O). Berikut ini adalah alternative-alternatif strategi W-O seperti di bawah ini:
• Peningkatan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
• Pemberdayaan masyarakat miskin
• Peningkatan pendapatan daerah
• Peningkatan kapasitas pengelolaan kepariwisataan
• Peningkatan validitas dan manajemen data
• Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup
• Peningkatan kualitas pelayanan public
c. Strategi Antara Kekuatan dan Ancaman (S-T)
Sedangkan pilihan strategi terakhir yang merupakan hasil olahan dari analisis SWOT adalah strategi S-T yang menggabungkan unsure-unsur kekuatan (S) dan ancaman (T). Di bawah ini adalah contoh kemungkinan pilihan strategi hasil kombinasi kekuatan dan ancaman, dibawah ini:
• Peningkatan pengawasan dan pengendalian pertanahan
• Peningkatan manajemen kependudukan
• Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban
D. Berbagai Struktur Organisasi
Pola dalam pembuatan keputusan dan tindakan, diidentifikasi sebagai strategi, yang mana, struktur memberikan dukungan untuk membuat keputusan dan tindakan (Anthony, 1965; Mintzberg, 1978). Tujuan sebuah struktur organisasi adalah untuk merancang, menerapkan, dan mengontrol strategi, melalui tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang, sehingga kinerja yang diinginkan bisa dicapai (Anthony dan Govindarajan, 2001).
Fisher menjelaskan tujuan dari struktur organisasi adalah dengan adanya struktur menentukan peran dan tanggungjawab yang menjaga tindakan seseorang. Melalui hubungan pelaporan dan deskripsi pekerjaan, struktur mempengaruhi tindakan dari seseorang apakah tindakan itu diijinkan atau diharapkan untuk dilakukan.
Ada tiga bagian dari struktur organisasi, yaitu :
1. Perencanaan adalah proses pembentukan strategi yang dimaksudkan
2. Kontrol adalah proses penciptaan kondisi yang memotivasi organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan
3. Tindakan adalah unit dasar dari kerja yang ditunjukkan dalam organisasi
Rencana menentukan kegiatan apa yang ingin dikerjakan. Kontrol mengawasi untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan itu dikerjakan sesuai rencana. Kontrol dan kegiatan memberikan masukan informasi kembali pada fungsi perencanaan. Menurut Corkindale, kesulitan mengoperasikan suatu perusahaan akan semakin meningkat bila struktur organisasi ketinggalan jaman atau disfungsional. Jadi rencana dapat diubah sesuai dengan perubahan lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi. Tiga struktur dasar organisasi, yaitu:
1. Struktur sederhana
Karyawan cenderung mengerjakan semua bagian.
2. Struktur fungsional
Karyawan cenderung menjadi ahli dalam fungsi bisnis yang penting bagi perusahaan itu, seperti manufaktur, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia.
3. Struktur divisional
Karyawan cenderung menjadi ahli yang terorganisir menurut pembedaan pasar atau produk, contohnya divisi pembuatan kerupuk udang, dimsum, garam dan sebagainya.
Ada tiga tipe struktur, yaitu :
1. Centralised atau terpusat, yang mana setiap manajer bertanggung jawab padafungsi tertentu seperti produksi atau marketing.
2. Decentralised atau terbagi, yang mana tiap manajer divisi bertanggung jawab pada hampir seluruh aktivitas dalam unit yang lebih khusus, dan fungsi unit bisnis sebagai bagian semi-independent dari perusahaan.
3. Matrix, yang mana unit fungsional mempunyai tanggung jawab rangkap
Tipe menyediakan susunan formal untuk manajemen dalam sebuah organisasi (Fisher, 1995). Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala eksekutif, yang berada di puncak organisasi, mempengaruhi koordinasi manajemen. Kepala eksekutif mungkin bergantung pada komunikasi dengan bawahannya dan/atau laporan. Dengan tipe terpusat, kepemimpinan diperlukan untuk mempromosikan koordinasi antar fungsi untuk meningkatkan efisiensi. Dengan tipe terbagi, pentingnya kepemimpinan bergeser dari kepala eksekutif kepada manajer divisi (Anthony dan Govindarajan,2001).
E. Berbagai kultur perusahaan dan berbagai aspeknya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari SDM–nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi tersebut.
BP sebagai rantai yang mengikat ujung-ujung tombak sehingga hal tersebut mengarahkan segala kekuatan menjadi satu tujuan terasa benar-benar kekuatannya. Perkembangan Budaya Perusahaan.
1) Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
b. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain
c. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
d. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang
e. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
f. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu sikap serta perilaku karyawan
2) Ciri-ciri budaya organisasi
Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
a. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
b. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
c. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
d. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
e. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
f. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
g. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).
3) Membentuk Budaya Perusahaan
Elemen kunci dalam membentuk budaya perusahaan:
- Lingkungan
- Nilai-nilai
- Kepahlawanan
- Upacara-upacara
- Network
4) Tipologi Budaya
Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory ada empat tipe budaya organisasi:
- Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
- Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.
- Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif.
Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.
- Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.
F. Sumber daya yang harus dimiliki perusahaan
Dalam perencanaan proses produksi, diperlukan pengelolaan yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan atau industri. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas enam tipe sumber daya (6M), tipe-tipe tersebut iyalah Man (manusia), Money (uang), Material (fisik), Machine (teknologi), Method (metode), Market (pasar). Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai 6 tipe sumber daya tersebut:
1. Man ( Manusia ), dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi disamping tanah, modal, dan keterampilan. Pandangan yang menganggap sama manusia dengan faktor-faktor produksi lainnya dianggap kurang tepat, baik dilihat dari segi konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia adalah unsur manajemen yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. Money ( Uang ), Money atau uang adalah salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang adalah alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan bisa diukur dari segi jumlah uang yang beredar di suatu perusahaan atau industri. Oleh sebab itu, uang merupakan unsur yang penting dalam mencapai tujuan karena segala sesuatu mesti diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan guna membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan yang harus dibeli, dan berapa hasil yang akan dicapai dari sesuatu organisasi.
3. Material ( Fisik ), Perusahaan umumnya tidak membuat sendiri bahan mentah yang dibutuhkan, melainkan membeli dari pihak-pihak lain. Karena itu, manajer perusahaan berusaha agar dapat memperoleh bahan mentah dengan harga yang termurah, dengan menggunakan pengangkutan yang murah dan aman. Disamping itu, bahan mentah itu akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil yang lebih efisien.
4. Machine (Teknologi), Mesin mempunyai peranan penting dalam proses produksi setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap sehingga banyak perkerjaan manusia yang dapat digantikan ataupun dibantu oleh mesin. Perkembangan teknologi yang begitu pesat juga menyebabkan penggunaan mesin makin menonjol. Hal ini dikarenakan banyaknya mesin baru yang ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan peningkatan dalam produksi.
5. Method (Metode), Metode kerja amat dibutuhkan agar mekanisme kerja dapat berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut proses produksi ataupun administrasi tidak dapat terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang cukup lama.
6. Market (Pasar), Pemasaran produk mempunyai peranan yang sangat penting karena apabila barang yang diproduksi tidak laku di pasaran, proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja pun tidak akan dapat berlangsung. Oleh karena itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi adalah faktor yang cukup menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas dan harga barang mesti sesuai dengan selera konsumen serta terjangkau dengan daya beli konsumen.
BAB III
KESIMPULAN
Melalui langkah-langkah dan proses manajemen strategik, perusahaan ataupunorganisasi berusaha mencapai daya saing strategis serta laba diatas rata-rata. Daya saing strategis dapat dicapai bila perusahaan telah belajar dan mengembangkan bagaimana langkah menerapkan dan mengaplikasikan strategi yang mampu menciptakan nilai dengan berhasil.
Bagian dari proses manajemen strategis saling berhubungan seperti mata rantai yang memungkinkan setiap bagian selesai dengan baik. Sehingga output yang diharapkan dapat tepatguna yakni menghasilkan daya saing dan profitabilitas yang tinggi. Oleh karena itu manager dituntut dinamis, mengikuti arus perkembangan zaman dalam melakukan inovasi dalammanajemen strategis diperusahaan ataupun organisasinya. Lingkungan eksternal perusahaan bersifat menantang dan kompleks karena memberikan pengaruh signifikan terhadap kinetika energi kerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu mengembangkan kapabilitas dan kompetensi inti untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman di lingkungan eskternal perusahaan. Manajer harus paham betul posisi perusahaan mereka dari waktu ke waktu. Analisis pesaing memberikan informasi perihaltujuan, strategi, pendapat, landasan berfikir dan kemampuan pesaing.
DAFTAR PUSTAKA
Hitt, Michael A. 1997. Manajemen Strategis (Menyongsong era persaingan dan globalisasi). Jakarta: Erlangga
Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi (bagaimana meraih keunggulan kompetitif ?). Jakarta: PT Gelora AksaraPratama
Wheelen, Thomas L. & Hunger. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi
Anthony and Govindarajan. 2001. Management Control System. Tenth edition. Mc. Graw – Hill. New York
Komentar
Posting Komentar