Komunikasi organisasional

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, ditempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi.
Secra umum, terdapat dua fungsi komunikasi dalam organsasi.  Pertama, komunikasi berfungsi sebagai alat bantuan yang bisa digunakan oleh anggota organisasi. Kedua, komunikasi organisasional juga berfungsi sebagai suatu alat untuk menyatukan semua anggota organisasi menjadi satu kesatuan yang kohesif. Kumunikasi organisasional bisa dikelompokan berdasarkan formalitas dan folanya.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi akan berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan. Misalnya bila dalam suatu sekolah kepala sekolah tidak member informasi kepada guru-guru mengenai kapan sekolah dimulai setelah libur semester dan apa bidang studi yang harus diajarkan oleh masing-masing guru, maka besar
kemungkinan guru tidak dating mengajar. Akibatnya murid-murid tidak dating belajar. Hal ini menjadikan sekolah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dari contoh itu kelihat, bahwa dengan kelupaan memberi informasi saja sudah memberikan efek sangat besar bagi sekolah. Karena pentingnya komunikasi dalam organisasi maka perlu menjadi perhatian pengelola agar dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya.  Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka. Komunikasi memiliki variasi definisi dan rujukan yang tidak terhingga seperti: saling berbicara satu sama lain, televise, penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi.
B. Rumusan masalah
a. apa Definisi Komunikasi Dan Organisasi
b. bagaimana berKomponen Komunikasi Organisasi
c. bagaimana Perilaku Organisasi
d. apa saja Format Interaksi Komunikasi Organisasi
e. Kapan Kesempatan untuk Berinteraksi
f. Bagaimana Pengelompokan komunikasi organisasional berdasarkan formalitasnya
g. Bagaimana Penngelompokan komunikasi organisasional berdasarkan polanya
C. Tujuan masalah
Tujuan dari penyususnan makalah ini adalah dapat menjawab dan  mengetahui apa saja yang dipersoalakan dalam rumusan masalah, serta dapat memeberikan pengaruh bagi para pembaca agar mereka sadar akan pentingnya berkomunikasi organisasional. Hal ini dikarenakan dalam berkomunikasi bisa memperetat tali persaudaraan, saling mengetahui satu sama lain, dan saling menghargai

























BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi Dan Organisasi
Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing. berikut ini disajikan beberapa dari definisi tersebut untu melihat keanekaragamnnya yang berguna untuk menarik pengertian yang umum dari komunikasi.
1. Definisi Hovland, Janis dan Kelley, seperti yang dikemukakan oleh forsdale (1981) adalah ahli sosiologi amerika, mengatakan bahwa, “communication is the process by which an individual transmits stimuli (usually verbal) to modify behavior of other individuals.” dengan kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagia suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
2. Definisi Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signal that operate according to rules”. Komunikasi adalah proses memberikan signal menurut aturan teretentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. kata signal adalah signal yang berupa verbal dan non verbal yang mepunyai aturan tertentu. 
sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan schein ini adalah merupakan suatu sistem.  Selanjutnya, kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. lain lagi dengan pendapat Wright (1977); dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.  Walaupun ketiga pendapat mengenai organisasi tersebut berbeda-beda perumusannya tetapi ada 3 hal sama-sama dikemukakan yaitu : organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari beberapa bagian yang saling tergantung satu sama lain. bila satu bagian ternganggu maka akan ikut berpengaruh pada bagian yang lain.


B. Komponen Komunikasi Organisasi
Unit komunikasi organisasi adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatanjabatan (posisi-posisi) yang berada dalam organisasi tersebut. unit dasar dalam komunikasi organisasi tersebut. unit dasar dalam komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan. posisi dalam jabatan menentukan komunikasi dalam jabatan-jabatan. komunikasi timbul apabila satu orang menciptakan pesan, lalu yang lain menafsirkan, menjadi sebuah “pertunjukkan” dan menciptakan pesan baru.
 Jika melihat apa yang terjadi tatkala seseorang terlibat dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi. diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penciptaan pesan atau penciptaan “pertunjukkan” [Anda membawa sesuatu untuk diperhatikan seseorang atau orang lain; menyebarkan sesuatu hingga sesuatu tersebut dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan].
  2. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukkan [menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu].           
Secara teknis, seseorang tidak dapat menghindari untuk menunjukkan pesan. apa yang anda tunjukkan atau tempatkan sehingga terlihat jelas memang mempresentasikan anda. Anda adalah „suatu pertunjukkan pesan yang berjalan‟. Hal yang sama dapat diterapkan pada kantor atau hotel anda. Kantor atau hotel adalah suatu pertunjukkan pesan bagi mereka yang datang (Pace dan Faules, 2006:45).
           Goldhaber (1993:14-15) juga mengemukakan bahwa komunikasi organisasi dapat didefinisikan dan dipresepsikan dari berbagai prespektif seperti yang dikemukakan berikut ini:  1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya, baik internal (disebut budaya) dan eksternal.
 2. komunikasi organisasi melibatkan pesan dan saluran, tujuan, arah, dan media.
3. komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka, perasaan,hubungan, dan keterampilan.
 4. komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.
 Dari definisi yang dikemukakan oleh Goldhaber tersebut, ada tujuh konsep kunci yang terkandung di dalamnya, yaitu;
1. Proses (process), suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. karena gejala menciptakan dan menukar ini terus berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan (message), yang dimaksud dengan pesan adalah susunan symbol yang penuh arti tentang orang, objek, dan kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. untuk berkomunikasi, seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu.
3. Jaringan (network), dalam suatu organisasi terdapat orang-orang yang menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini terjadi melalui set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. 
4. Keadaan saling tergantung (interdependence), konsep kunci komunikasi organisasi lainnya adalah keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.
5. Hubungan (Relatioship), organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial, maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu, hubungan manusia dalam organisasi menjadi penting.
6. Lingkungan (Enviroment), lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. 
7. Ketidakpastian (Uncertainly), ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Misalnya, suatu organisasi memerlukan informasi perihal aturan pemerintah yang berpengaruh terhadap produksi barangnya (Muhammad, 1999: 67-74).
C. Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi orang dipekerjakan, dididik, dan dilatih, diberi informasi, dilindungi, dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang berprilaku dalam suatu organisasi.
Seperti halnya dengan organisasi, pandangan di antara para pakar tentang perilaku organisasi sangat beragam. Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestasi dampak perilaku dari individu, kelompok dan struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektifitas organisasi (Robbins dan Judge, 2011: 43). Sedangkan menurut Greenberg dan Baron (2003: 4), perilaku organisasi adalah bidang yang mencari peningkatan pengetahuan dari semua aspek perilaku dalam pengaturan organisasional melalui penggunaan metode saintifik. 
Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang dicurahkan untuk memahami, menjelaskan, dan akhirnyamemperbaiki sikap dan perilaku sikap individu dan kelompok dalam organisasi (Colquitt, LePine, Wesson, 2011:7). Perilaku organisasi adalah bidang yang bersifat interdisiplin didedikasikan untuk memahami lebih baik dan mengelola orang di pekerjaan (Kreitner dan Kinicki, 2010: 5). Perilaku organisasi adalah studi tentang apa orang pikirkan, rasakan dan lakukan dalam organisasi (McShane dan Von Glinow, 2010: 4). Perilaku organisasi adalah suatu studi tentang perilaku manusia dalam pengaturan organisasi, hubungan antara individu dengan organisasi, organisasi itu sendiri (Tyagi, 2000: 2).
 Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa perilaku organisasi hakikatnya adalah
merupakan bidang studi lintas disiplin tentang bagaimana memperbaiki sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi sehingga dapat memberikan konribusi secara efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
D. Format Interaksi Komunikasi Organisasi
Berdasarkan jumlah interaksi yang terjadi dalam komunikasi, komunikasi tersebut dapat dibedakan atas 3 kategori yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil, dan komunikasi publik.
a. Komuikasi Interpersonal
 Komuikasi Interpersonal yang efektif telah lama dikenal sebagai salah satu dasar untuk berhasilnya suatu organisasi. karena itu perlu bagi seorang pimpinan untuk mengetahui konsep-konsep dasar dari komunikasi agar dapat membantu dalam mengelola organisasi dengan efektif. komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui yang dapat diketahui balikannya. Ada bermacam-macam nama dalam komunikasi interpersonal antara lain:
1. Interaksi intim, termaksuk interaksi interaksi diantara teman baik, pasangan yang sudah menikah, anggota family, dan orang-orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuat. Kekuataan dari hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi.
2. Percakapan sosial, adalah interaksi untuk menyengakan seseorang secar sederhana dengan sedikit berbicara. Percakapan biasanya tidak begitu terlibat secara mendalam. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi.
3. Intergrasi atau pemeriksaan, interograsi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada di dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi daripada yang lain.
4. Wawancara, adalah satu bentuk komunikasi interpersonal dimana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa Tanya jawab.
b.   Komunikasi Kelompok Kecil
Di dalam organisasi juga sering ditemui adanya komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil, seperti dalam rapat-rapat, konferensi dan komunikasi dalam kelompok kerja. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa kebanyakan organisasi menggunkan kelompokkelompok dalam pekerjaannya sehari-hari. Kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Kelompok kecil merupakan suatu organisasi kecil yang mempunyai 4 komponen dasar yaitu input atau masukan proses output atau hasil dan balikan. Masukan, merupakan materi mentah dalam kelompok kecil seperti orang, informasi yang digunakan kelompok untuk berinteraksi. orang atau anggota kelompok dalah masukan karena tiap orang dalam kelompok membawa kualitas tertentu sepertian kepribadian umur, kesehatan, pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan memecahkan masalah. Seperti kita ketahui sistem bersifat trbuka atau tertutup, tergantung pada tingkat komunikasi dengan lingkungannya. Jika suatu kelompok bersifat terbuka, dia harus terbuka terhadap informasi tidak hanya dalam kelompok tetapi juga di luar kelompok.
c. Komunikasi Publik
Di samping komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik pun juga banyak kita jumpai dalam organisasi, seperti memorandum karyawan, advertensi dan dalam hubungan dengan lingkungan organisasi. karena komunikasi public ini mempunyai peranan tertentu dalam komunikasi yang tidak kalah pentingnya dengan dua komunikasi lainnya.  Kualitas yang membedakan komunikasi organisasi publik ini dengan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok kecil adalah sebagai berikut:
 1. Komunikasi publik berorientasi keapada si pembicara atau sumber. sedangkan pada komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok kecil terdapat hubungan timbal balik diantara pembicara dengan si penerima yang terlibat.
2. Pada komunikasi publik melibatkan sejumlah besar penerima tetapi pada komunikasi interpersonal biasanya hanya 2 orang dan komunikasi kelompok kecil tidak lebih dari 5-7 orang penerima.
3. Pada komunikasi public kurang terdapat interaksi antara si pembicara dan si pendengar. hal ini menjadikan kurangnya interaksi secara langsung antara si pembicara dengan si pendengar.
4. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi publik lebih umum supaya dapat dipahami oleh pendengar. biasanya sebelum presentasi si pembicara telah mengikuti tipe khusus dari si pendengar. 
E. Kesempatan untuk Berinteraksi
 Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik individu dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat dipahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Kesan ini membuktikan bahwa interaksi antarindividu dapat menimbulkan adanya daya tari, atau daya tarik ini timbul karena adanya interaksi antara orang per orang. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan faktor penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi ini secara langsung mempunyai pengaruh terhadap daya tarik dan pembentukkan  kelompok. Beberapa ahli mengasumsikan bahwa interaksi dalam bentuk saling ketergantungan merupakan inti dari kelompok. Definisi yang menekankan interaksi interpersonal adalah sebagai berikut: Yang diartikan dengan kelompok disini adalah sejumlah orang yang saling berkomunikasi dan yang jumlahnya cukup sedikit sehingga tiap tiap orang mampu berkomunikasi dengan semua orang lainnya, tidak lewat orang lain, atau orang kedua, tetapi dengan bertatap muka.
F. Pengelompokan komunikasi organisasional berdasarkan formalitasnya
Ditinjau dari segi formalitas, komunikasi organisasional bisa dikelompokan menjadi komunikasi informal dan formal
a. Komunikasi informal
Merupakan suatu proses komunikasi yang terjadi antara anggota organisasi tanpa menggunakan jalur komunikasi formal yang berlaku di organisasi. Anggota organisasi biasanya menggunakan komunikasi informal yang tidak dapat diperoleh melalui jalur formal atau untuk membicarakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan urusan organisasi misalnya tentang kehidupan keluarga, hobi, olahraga, dan sebagainya.
b. Komunikasi formal
merupakan suatu arus komunikasi yang terjadi secara formal sesuai dengan struktur organisasi.
1. Komunikasi kebawah (downward communication)
Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan bawahannya dalam suatu organisasi. Adapun bentuknya bisa berupa memo, kebijaksanaan, perintah, presentasi, rapat, majalah perusahaan, surat, dan sebagainya.
2. Komunikasi sejajar ( literal communication)
Komunikasi antara orang-orang yang mempunyai jabatan yang selevel tapi berbeda departemen. Adapun beberapa hal yang menyebabkan komunikasi literal tidak baik, antara lain:Adanya departementasi, dan konflik antar individu yang ada di organisasi tersebut. Metode untuk memperbaiki organisasi literal antara lain: membuat struktur organisasi yang realistis, uraian jabatan bagi semua orang harus jelas, menganjurkan kerjasama antar departemen yang ada didalam organisasi, mengadakan rapat atau pertemuan informasi lainnya secara reguler.
3. Komunikasi ke atas (upward communication)
Komunikasi dari bawahan ke atasan dan biasanya dalam bentuk laporan, baik tertulis maupun tidak.
Untuk mengatasi hambatan ada beberapa cara yang dapat digunakan antara lain: menyediakan kotak saran, memberikan pelatihan komunikasi, mengadakan rapat pleno tahunan, audit kepegawaian, mendorong bawahan untuk presentasi di depan top manajer, melakukan kunjungan ke bawahan untuk meriview pekerjaan bawahan dan memberikan arahan.
G. Penngelompokan komunikasi organisasional berdasarkan polanya
a. Pola roda ( wheell network)
Dalam pola ini seseorang bertindak sebangai titik pusat semua proses komunikasi. Angota kelompik lainnya berpungsi untuk menyampaikan dan menerima semua pesan melalui peminpin komunikasi. Dengan demikian maka peminpin komunikasi bertindak sebagai komunikasi pengambil keputusan dan berhak mengambil keputusan serta memerintah angota lainnya.
b. Pola rantai ( cahain network)
Suatu pola yang terpusat, anggota lain dalam pola ini berpungsi sebagai alat untuk menyalurkan informasi antara titik pusat dengan orang-orang yang ada diutunng garis komunikasi.
c. Pola lingkaran ( circle network)
Dalam pola ini semua anggota grup mempunyai kesempatan yang sama melakukan komunikasi setiap orang bisa berbicara dengan dua orang lainnya. Dengan demikian semua individu membuat keputusan berdasarkan informasi yang sudah tersebar merata.
d. Pola bintang ( star netwrk)
Dalam pola ini semua anggota mepunyai kesempatan untuk berbicara dengan semua anggota lainya pola ini merupakan pola yang sangat terbuka dalam proses pengambilan keputusan



























BAB III
A. Kesimpulan
Organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi organisasi yaitu proses menciptakan atau saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah ubah. 
Organisasi itu sendiri memiliki elemen-elemen. Adapun perilaku organisasi dan interaksi yang dibutuhkan dalam komunikasi organisasi untuk membantu berjalan tujuan itu sendiri. Pentingnya perilaku organisasi dalam komunikasi organisasi adalah dapat memahami orang lain, dengan memahami perilaku organisasi kita dapat memahami bagaimana sikap dan perilaku patner kerja kita dalam suatu organisasi atau kelompok karena saling memahami dalam suatu kerjasama sangat dibutuhkan, perilaku organisasi juga bermanfaat orang-orang untuk bepikir kritis dalam menganalisis baik masalah pekerjaan maupun personal.





















Daptar pustaka
Blundel, Richard. 2004. Effective Organisational Communication Perspectives, Principles and Practices, Prentice Hall.
Condrad, Charles. 1985. Strategic Organizational Communication: Cultures, Situationts and Adaption, New York, Holt, Rinehart and Winston.
Cresswell. John. 1994. Research Design Qualitative and Quantitative Approach. New Delhi: Sage Publication.
Masmuh, Abdullah. 2008. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: UMM Press.
Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi: Definisi Komunikasi dan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: Rosdakarya.
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi: Kesempatan untuk Berinteraksi. Jakarta: Rajawali Pers.
Robert, K. Yin. 2008. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ruliana, Poppy. 2014. Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus: Komponen Komunikasi Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wibowo. 2013. Perilaku Dalam Organisasi: Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Komentar

Postingan Populer